Yak, demi mengisi kekosongan blog ini, kemarin gue udah maksa minta temen gue buat nanya sesuatu yang nantinya bakal gue bahas disini. Tadinya gue mau nulis pake bahasa inggris biar kece badai, tapi apa daya kemampuan terbatas.
Oke, dan temen gue yang beruntung itu adalaaaaaahh jengjengjeng Nani alias Ike Rahmadani. Selamaaattt!
Yak langsung aja!
*********************************************************************************
LDR atau Long Distance Relationship atau Long Distance Romantic Relationship (LDRR) adalah sebuah hubungan yang sarat akan rasa galau dan penuh ketidakpercayaan dan rentan akan guncangan badai permasalahan. Sebagai master dari LDR, gue bisa bilang, LDR itu susah dan banyak makan ati. Sambel goreng ati mah enak.
Banyak yang bilang, LDR itu rawan selingkuh, emang bener.
Kabar baiknya, dari tiga penelitian menunjukkan bahwa pasangan LDR tidak memiliki resiko lebih besar dalam hal selingkuh dibanding pasangan PR. Resiko berselingkuh ini lebih terkait ke kualitas hubungan antar pasangan dan kepribadian yang terlibat daripada kesempatan belaka. Kabar buruknya, meskipun sudah ada statistik mengenai ini, orang-orang yang terlibat LDR lebih banyak khawatir tentang hubungan mereka daripada pasangan PR.
Faktanya, menurut survey, close couples find the same rates of breaking up over time.
Rates of Break-up for LDRs Versus Proximal (Close) Relationships (PR) from 5 Studies
- 30% PR and 27% LDR over 6 months
- 21% PR vs 37% LDR over 3 months*
- 35% PR vs. 42% LDR over 6 months*
- 23% PR vs 11% LDR over 6 months
- 25% PR vs. 8% LDR over 1 year
*********************************************************************************
TIPS DAN TRIK LDR
1. STAY OPTIMISTIC
Ketika kita melihat puluhan cara yang digunakan oleh pasangan LDR, satu-satunya yang paling menonjol adalah optimistic tentang hubungan mereka. Waktu gue masih LDR-an, gue tetep stay optimistic: menghilangkan prasangka buruk dan fokus pada yang positif. Penelitian menunjukkan, LDR tidak memiliki kesempatan yang besar untuk putus dibandingkan hubungan jarak dekat meskipun banyak orang yang berpikir sebaliknya. Stay cool aja. Stay positif dan saling mengingatkan tentang keuntungan LDR (banyak)!
2.RE-LEARN HOW TO BE INTIMINATE
Biasanya, pasangan LDR ini akan sering menggunakan waktu berharga mereka bersama-sama (soalnya cuma bentar, jadi harus maksimal) atau sering-sering telepon untuk berbagi cerita dan emosi. Tapi, biasanya mereka tidak fokus pada hal-hal yang dibutuhkan untuk merasa saling terhubung dan intim. Menurut penelitin, apa yang pasangan katakan dan bagaimana mereka mengatakannya itu jauh lebih penting daripada seberapa sering mereka berkomunikasi.
3. SOME THINGS MUST BE SAID
Pasangan LDR sering tidk membhas hal-hal tertentu yang sangat penting untuk suatu hubungan jangka panjang. Karena keterbatasan waktu bersama, pasangan LDR biasanya males ngerusak mood dengan hal-hal yang dianggap bisa memicu pertikaian (padahal penting) ketika sedang menghabiskan waktu bersama. Makanya, menurut penelitian biasanya pasangan LDR ini perkembangannya lebih lambat. Nah, ada baiknya, saran gue, pasangan LDR ini paling nggak meluangkan waktu untuk membicarakan hubungan dan masalah yang mungkin ada dalam hubungan mereka. Saling berbagi uneg-uneg lah istilahnya.
4. DON'T ISOLATE YOURSELF
Inget masa-masa LDR dulu. Biasanya, orang yang LDR justru cenderung memisahkan diri dari orang lain. Nyari-nyari kesibukan sendiri. Ansos bangetlah. Soalnya, serba tanggung juga sih statusnya. Dibilang jomblo tapi punya pacar, dibilang punya pacar tapi nggak ada yang ngajak jalan. Mau jalan sama orang lain, nanti dikira selingkuh, tapi nggak jalan...rasanya bete. Galau maksimal. Kadang-kadang rasanya kesepian waktu di keramaian apalagi kalo ngeliat orang pacaran. Yet, I know that the degree of social support from friends and family predicts both the emotional difficulty someone will have while separated and the likelihood that the relationship will stay together. Makanya, ada baiknya orang yang dalam masa LDR sering-seringlah menghabiskan waktu bareng temen dan bersosialisasi. Kepercayaan itu sangat penting.
5. EXPECT DISSAPOINTMENT
Pasangan LDR kadang mengukur keberhasilan hubungan jadi kualitas yang dirasakan waktu terakhir kali menghabiskan waktu bersama. Nyatanya, emang iya sih, walaupun selama gue LDR hubungan gue nggak oke tapi kalau pas ketemuan baik-baik aja semuanya terasa baik-baik aja. Berasa kayak baik atau buruknya sebuah hubungan ditentukan waktu ketemuan (padahal dalam setaun ketemuannya bisa diitung jari). Jadi, nggak ada salahnya. All relationships have their ups and downs and geographically close relationships can absorb these ups and downs more easily by simply spending more time together. Separated couples sometimes languish in despair or anxiety in between a “down” time. Jadi, perlulah kita sadar kalau dalam sebuah hubungan emang pasti ada masa-masa mengecewakan bersama dan itu normal.
Intinya, sebenernya hubungan LDR ini sama aja kok sama hubungan jarak dekat. Santai ajalah ngejalaninnya, asalkan saling percaya dan tetep jaga komunikasi, kalau emang pasangan (atau kitanya) bener, LDR nggak akan sesulit itu.
0 comments:
Post a Comment